THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 09 Oktober 2008

tiDAk bUTa

Al Kisah dahulu kala ada seorang kakek buta yang karena dia tahu fadhilah dari shalat berjamaah menjadi sangat gemar mengikuti shalat berjamaah. Suatu ketika adzan telah berkumandang memanggil segenap manusia untuk sejenak bersujud menghadapkan wajah pada Dzat yang Maha Suci, Maha Agung, Maha Tinggi. Saat itu hujan gerimis turun membuat jalan-jalan basah dan licin. Namun sang kakek telah siap menapakkan langkahnya keluar rumah. Dia melangkah dengan sangat hati-hati. Namun karena jalan licin ditambah kebutaannya dia pun jatuh. Bajunya menjadi kotor. Dia pun pulang ke rumahnya dan mengganti bajunya lalu berangkat lagi. Padahal di luar masih gerimis. Tentu saja sang kakek jatuh lagi. Karena jalan licin dan dia buta. Seperti tad dia pun pulang dan mengganti bajunya yang kotor. Kemudian dilangkahkan kembali kakinya menuju masjid. Sang kakek hampir saja jatuh lagi, namun ada seorang pemuda yang menolongnya dan kemudian mengantarkannya sampai ke depan Masjid. Ketika sang kakek menajaknya masuk, pemuda tadi menolaknya. Sang kakek pun bertanya kenapa dan pemuda memberi jawaban yang mengejutkan sang kakek. Ternyata dia tidak mau mengikuti sang kakek ke dalam Masjid karena dia adalah perwujudan dari setan. Lalu Sng kakek buta pun bertanya “kalau kamu setan mengapa menolongku tadi?” pemuda itu menjawab “ketahuilah wahai kakek sesengguhnya tadi ketika engkau berjalan ke Masjid untuk ikut shalat berjamaah dan kemudian engkau jatuh dan lalu pulang mengganti bajumu,Allah telah memaafkan semua dosa-dosamu. Lalu saat engkau jatuh kedua kalinya Allah memaafkan dosa seluruh keluargamu. Maka saat engkau akan jatuh untuk ketiga kalinya aku pun mencegahnya sebab aku takut Allah akan megampuni dosa-dosa seluruh orang kampung. Lalu semua usahaku untuk menyesatkan kalian akan sia-sia.”
Subhanallah begitu besar fadhilah shalat berjamaah bahkan ketika dia belum dilaksanakan dan kita baru berniat saja. Lalu kenapa kita masih melewatkannya. Padahal kita masih muda dan tidak buta.

0 komentar: